Bulan Madu di Jepang, Hari ke-3: Museum Doraemon, Museum Ramen Yokohama, & Naik Shinkansen
Monday, November 23, 2015Pada hari ketiga ini kami akan jalan-jalan ke luar kota Tokyo, yaitu ke Kawasaki dan Yokohama. Motivasi utama kami ke Kawasaki adalah karena di kota ini terdapat museum Fujiko F. Fujio. Itu lho, komikus yang menciptakan karakter Doraemon dan kawan-kawannya. Karena itulah museum ini juga dikenal sebagai museum Doraemon. Padahal selain Doraemon, masih banyak lagi karakter kartun ciptaan Fujiko F. Fujio yang juga kita kenal di Indonesia, salah satu contohnya P-Man. Sementara alasan untuk ke Yokohama adalah karena selain letaknya berdekatan dengan Kawasaki, aku juga ingin berkunjung ke Museum Ramen di kota tersebut.
Fujiko F. Fujio Museum
Untuk membeli tiket museum ini nggak bisa go show alias dadakan. Soalnya memang jam berkunjung per harinya hanya dibagi menjadi 4 waktu kunjungan: Jam 10.00, 12.00, 14.00, & 16.00. Perlu diperhatikan juga bahwa setiap jam kunjungan memiliki batasan kuota pengunjung. Maka dari itu kita dihimbau untuk nggak telat lebih dari setengah jam dari waktu berkunjung yang sudah kita tentukan. Pembelian tiket museum ini bisa dibeli di jaringan minimarket Lawson di seluruh Jepang. Bahkan saat tulisan ini diturunkan, tiket sudah bisa dibeli secara online. Karena takut kehabisan kuota, kami bahkan sudah membeli tiket museum ini di Lawson dekat hotel pada saat hari pertama kami tiba.Untuk menuju ke museum ini, rute kereta yang kami pilih adalah kereta JR Yamanote (¥170) dari stasiun Gotanda ke Shinjuku, kemudian dari Shinjuku ke stasiun Noborito dengan kereta Odakyu Odawara Line (¥250). Dengan total waktu tempuh sekitar 40menit, kami merasa perlu bangun lebih pagi di hari tersebut untuk bisa tiba di museum Doraemon sebelum jam 10.00 pagi. Bahkan untuk sarapan, kami hanya sempat makan bento aja di convenience store Newdays yang terdapat di stasiun Gotanda.
Rute yang kami gunakan dari hotel di Gotanda ke Stasiun Noborito
Atas:Shuttle Bus Museum Fujiko F. Fujio
Bawah: Berpose dengan Patung Dorami di Depan Stasiun Noborito
Fujiko F. Fujio Museum
2-Chome 8-1 Nagao, Tama-ku, Kawasaki-city, Kanagawa Prefecture, 214-0023
Hours: 10:00 to 18:00 (advance reservations required)
Closed: Tuesdays (or the following day if Tuesday is a national holiday) and Dec 30 to Jan 3.
Admission: ¥1000 (adults), ¥700 (12-18), ¥500 (4-11), Free (under 4)
Menuju Yokohama
Rute kereta dari Noborito untuk menuju Osanabshi Pier
Pemandangan Skyline Kota Yokohama Dilihat Dari Osanbashi Pier
Photo Courtessy: JapanGuide.com
Kiri: Sebuah Puisi Klasik Berbahasa Jerman Dijadikan Ornamen Dinding di Queens Square Mall
Kanan: Bianglala di Taman Bermain Cosmo World, Yokohama
Tidak disangka, stasiun Minatomirai itu letaknya persis di bawah sebuah pusat perbelanjaan yang bernama Queens Square. Memang itulah asiknya naik kereta di Jepang. Semua serba terhubung. Tapi ada satu hal lagi yang tidak disangka-sangka! Ternyata perhitunganku meleset. Stasiun Minatomirai ini masih cukup jauh dari Osanbashi Pier. Jadilah kami harus berjalan cukup jauh untuk mencapainya. Tapi karena kami tidak mengejar waktu, kami berjalan dengan santai, bahkan masih sempat melihat-lihat factory outlet yang kami temui di perjalan menuju Osanbashi Pier.
Yokohama Red Brick Warehouse
Yokohama Ramen Museum
Walaupun pegal di kaki belum sepenuhnya hilang, tapi kami harus segera meninggalkan tempat kami bersantai di tepi laut Yokohama itu untuk kemudian menuju Museum Ramen sebelum hari semakin gelap. Dari stasiun terdekat, yaitu Nihon-Odori, kami menuju stasiun Yokohama dengan kereta Minatomirai Line (¥210). Kemudian di sana kami berganti kereta yaitu Blue Line Subway untuk menuju stasiun Shin-Yokohama (¥240). Dari stasiun Shin-Yokohama, museum ramen sudah cukup dekat jadi bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tapi perlu diingat, carilah pintu exit stasiun Shin-Yokohama yang terdekat ke arah museum ramen ini.
Rute kereta dari Nihon-Odori menuju museum ramen di Shin-Yokohama
Area utama museum dengan bentuk replika Shitamachi, sebuah kawasan kota lama Tokyo di tahun 1958
Suasa di dalam museum ini sangat unik, seakan berkelana menembus lorong waktu
Nah untuk area mencicipi ramen, kita dipersilahkan turun menuju ke dua lantai basement di bawah, di mana pengunjung dapat mengeksplor replika 1:1 jalanan dan rumah-rumah di daerah Shitamachi, sebuah kawasan kota lama di Tokyo pada tahun 1958, era dimana kepopuleran ramen mulai merebak. Ada sembilan restoran ramen yang dapat kita temui disini, dimana masing-masingnya menyajikan masakan ramen dengan gaya berbeda dari wilayah-wilayah yang ada di Jepang. Untuk memesan menu ramen di restoran-restoran yang ada disini, kita tinggal membeli tiket melalui vending machine yang ada di depan setiap restoran, lalu serahkan kepada pelayan.
Dari sembilan restoran ramen yang ada, aku paling tertarik untuk mencoba ramen yang disajikan oleh restoran bernama Muku Zwaite - Ramen. Dari informasi yang aku baca di brosur panduan museum ini, Muku Zwaite memiliki sejarah yang unik yaitu pertama kali membuka gerainya di Jerman. Makanya restoran ini menyajikan sajian ramen fushion antara gaya Jepang dan aspek-aspek kuliner Jerman. Setelah sukses di Jerman, Muku Ramen kemudian "pulang kampung" ke negara asalnya. Dan di Museum Ramen Yokohama inilah mereka membuka cabang pertamanya di Jepang. Jenis mie yang digunakan disinipun berbeda dari mie ramen pada umumnya, yaitu dibuat dari tepung Semolina yang lazimnya digunakan untuk pembuatan pasta.
Sorry banget nih aku lupa nama-nama menu ramen yang kami pesan pada waktu itu. Tapi satu hal yang aku inget adalah ramen yang mangkuk merah di atas punya taste yang cukup aneh. Yaitu pada kuah kaldunya ada taste 'Sauerkraut', yaitu acar kol khas Jerman. Tapi saya maklum karena memang konsep mereka adalah Ramen fushion Jepang - Jerman. Di sini bahkan tersedia menu streetfood yang populer di Jerman: Currywurst, kudapan berupa sosis ala jerman yang disiram saus tomat, lalu ditaburi bubuk kari. Ingin merasakan sentuhan Jerman yang lebih? Pesanlah bir Erdinger sebagai teman makan ramen.
Shin-Yokohama Ramen Museum
2-14-21 Shinyokohama, Kohoku-ku
Yokohama City, 222-0033 Japan
Phone: 045(471)0503
Entrance Fee: ¥300
Business Hour: 11:00 to 22:00 (from 10:30 on Sunday and holidays, longer houurs on some days)
Pengalaman Naik Shinkansen
Tanpa bermaksud untuk menjadi hedonis, perjalanan pulang dari Yokohama kembali ke Tokyo ini kami memutuskan untuk mencoba merasakan naik kereta Shinkansen. Kereta peluru kebanggaan negeri matahari terbit ini memang salah satu kereta tercepat di dunia, sekaligus menjadikannya salah satu yang ongkosnya termahal. Sebetulnya banyak sekali opsi kereta biasa dengan harga tiket yang jauh lebih murah untuk pulang, dan selisih waktu tempuhnya juga tidak terlalu lama. Namun pengalaman akan selalu menjadi kenangan yang akan terus kita ingat bukan?
Untuk naik kereta Shinkasen di Yokohama, kita kembali ke stasiun Shin-Yokohama. Peron untuk menunggu kereta Shinkansen terpisah dari peron kereta-kereta lainnya. Jadi hanya pemegang tiket kereta Shinkansen saja yang bisa masuk ke peron ini. Tiket Shinkansen, seperti halnya tiket kereta lainnya dapat kita beli melalui mesin vending machine. Tapi bagi kamu yang takut salah beli, selalu ada pilihan untuk beli di kaunter yang akan dilayani oleh petugas. Perjalanan dari Shin-Yokohama ke stasiun Tokyo hanya kurang dari 20 menit. Sementara harga tiket yang harus kami bayar adalah ¥2,960 (sekitar Rp. 350,000). Bandingkan dengan kereta biasa yang hanya perlu membayar ¥470 (seitar Rp. 56,000). Tapi kalau kamu memang bener-bener pengen ngerasain naik Shinkansen, Yokohama-Tokyo adalah salah satu rute terpendek yang bisa kamu coba.
Tips: Sebetulnya tarif dasar Shinkansen dari Shin-Yokohama ke Tokyo hanya ¥500, sisanya adalah biaya untuk tempat duduk (Reserved Seat). Jadi kalau mau gambling, kamu bisa naik Shinkansen di gerbong khusus pemegang tiket Un-Reserved Seat dengan resiko gak kebagian kursi. Hehe.. Tapi at least tiketnya murah kan... )
Suasa di dalam kabin Shinkansen seri Nozomi 700
Sekian dulu tulisan untuk hari ketiga ini. Maaf banget ngupdate-nya super lama. Tapi mudah-mudahan masih bisa memberi informasi yang kamu butuhkan untuk meramu itinerary jalan-jalan ke Jepang apapun momennya. Dan berikut adalah total pengeluaran kami di hari ketiga:
Stay tune terus untuk tulisan hari berikutnya, Bulan Madu di Jepang, Hari ke-4: Harajuku, Shibuya, & Shimo-Kitazawa... Happy reading!
0 comments